Beberapa kiai dan kalangan tua NU mulai antipati dengan gaya hidup
anak muda Ansor. Kalangan Ansor sangat aktif bergaul dengan banyak
kelompok pergerakan kemerdekaan di luar NU sehingga cara berpenampilan
dan berperilaku mereka nyaris susah dibedakan.
15 Juni 1938, dalam Kongres (Muktamar) NU di Menes Banten, KH Wahab
Chasbullah tampil menyampaikan pembelaan. “Tentang tidak setujunya
sebagian dari fihak tetua kepada Ansor Nahdlatoel Oelama (ANO) itu
tidaklah boleh dibiarkan saja,” katanya.
Kiai Wahab menyitir kisah pasukan Nabi Muhammad SAW saat berhadapan
dengan pasukan Persia. Nabi dan para sahabatnya menunggang kuda,
sementara pasukan Persia menunggang gajah. Saat itu kuda belum pernah
mengenal gajah, demikian pula sebaliknya. Kuda takut kepada gajah,
demikian pula sebaliknya. Peperangan pun tidak bisa dimulai.
“Setelah sahabat-sahabat tersebut membeli gajah yang terus dikenalkan
dengan kuda-kuda beliau, sehingga kuda-kuda ini tidak takut lagi kepada
gajah, maka cita-cita beliau dapat tercapai,” kata Kiai Wahab. (Anam)
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar